Parenting_Membereskan Mainan

 DSC01199

Memiliki satu anak Balita saja Ibu tidak bisa berharap rumah bisa bertahan lama dalam keadaan bersih. Baru saja Ibu selesai meletakkan mainan terakhir di dalam kotak dalam waktu setengah jam semua mainan sudah keluar lagi berserakan dilantai. Belum lagi kalau anak-anak tetangga ikut bermain di dalam rumah. Suasana mirip kapal pecah menjadi bagian yang tak asing lagi dari pandangan keseharian Ibu.

Jengkel dan muak barangkali kata yang tepat untuk menggambarkan perasaan Ibu mengenai hal itu. Dunia anak memang sebenarnya adalah dunia bermain. Tak peduli bagus atau tidak mainan yang dimiliki, anak akan memegang apa saja, mengamatinya, mengeluarkan dari dalam kotak, mendorong-dorongnya, meletakkannya dan mengeluarkan lagi yang lain dari dalam kotak. Kadang-kadang ada anak yang tidak sabar mengeluarkan mainannya satu-satu dan langsung menuangkan seluruhnya dari dalam kotaknya. Tidak ditata tentu bukan hal yang tepat, tetapi ditata dan langsung berantakan lagi dalam sekejap adalah hal yang sangat melelahkan.

Membereskan mainan meski terlihat sepele tetapi jika Ibu lalai mengajarkan pada anak, hal itu akan berpengaruh pada pembiasaan kedisiplinan jangka panjangnya. Tidak harus menunggu anak berumur di atas 5 tahun untuk melakukan hal ini. Ibu boleh percaya bahwa anak berusia 15 bulan sudah bisa membawa sebuah mainan dan memasukkannya ke dalam tempat yang kita minta hanya dengan berkata, “Ayo sayang masukkan yang ini kesana. Nah, begitu. Wah tepuk tangan…anak pintar!” Bahkan tidak hanya sekali, dia akan memasukkan beberapa mainan yang berserakan ke dalam kotaknya.

Untuk anak balita yang lebih besar Ibu membutuhkan cara yang lebih cerdik daripada sekedar memberinya tepukan tangan. Ibu boleh memberi hadiah kecil berupa ‘dibacakan 2 buah buku cerita’ jika mereka bisa memasukkan semua mainan ke dalam kotak setelah bermain. Ini terlihat seperti menyogok anak tetapi ketika ada acara yang lebih menyenangkan menanti mereka setelah acara yang ‘menyebalkan’ seperti membereskan mainan, mereka akan memiliki semangat untuk melakukannya dengan baik.

Jadikan kegiatan membereskan mainan terasa seperti bermain itu sendiri. Misalnya berpura-pura menjadi tukang pos yang mengantarkan kiriman barang dan Ibu menjadi penerima kirimannya. Jika tak hanya anak Ibu yang bermain, tetap beri mereka ‘peraturan’ yang sama, bereskan mainan dulu sebelum meninggalkan tempat bermain. Hal itu selain menjadikan semua anak merasa terlibat dan bertanggungjawab, anak Ibu sendiri akan merasa diperlakukan dengan adil.

Untuk anak yang lebih besar akan lebih mudah lagi. Jika kedisiplinan ini telah dilalui sejak balita, Ibu tak perlu mengingatkan lagi. Tetapi jika belum, lakukanlah tawar-menawar dengan anak. “Kau boleh bermain tetapi kembalikan segera ke tempat semula sebelum memulai lagi permainan baru. Setuju atau tidak?”

Jika anak telah setuju, pada akhir permainan ingatkan anak untuk menepati janjinya.

2 thoughts on “Parenting_Membereskan Mainan

  1. Wow, saya akan coba praktekkan pada anak saya kelak di usia 12 bulan 🙂
    Sekarang masih 8 bulan dan lumayan juga membersihkan mainannya, hehehe

Leave a comment